Rabu, 18 November 2015
Selasa, 17 November 2015
KEUTAMAAN
NIAT DALAM SEGALA AMAL PERBUATAN.
Banyak
realita pada zaman sekarang di masyarakat umum dari kalangan tua, remaja, dan
muda mengerjakan segala perbuatan baik amal perbuatan yang beruapa perintah dan
perbuatan yang berupa larangan. Demi massa yang berubah dan lambat tahun banyak
pula kejadiaan-kejadian yang luarbiasa smpai dengan kejadian yang luarbinasa
yang sudah kita alami dan kita ketahui.
Di
dalam melakukan suatu perbuatan pasti mempunyai tujuan baik tujuan yang positif
ataukah negatf, tidak jauh lagi bahwasanya perbuatan-perbuatan tersebut pasti
di dahului dengan sebuah niat yang menjadi ucapan bagi pelaku.
Niat
sangatlah menentukan apakah perbuatan yang dilakukan itu sah atau sebaliknya,
dengan niat ini kita tahu sebenarnya perbuatan yang kita lakukan itu di ridhoi
apa tidak. Dengan kata lain diterima apa tidak.
Niat merupakn inti dari pada segala perbuatan yang kiat lakukan. banyak
sekali kita berniat melakukan perbuatan-perbuatan yang kita inginkan. Kita
sadari apakah niat kita melakukan perbuatan itu sudah sah apa belum.
Orang
sekarang banyak berniat melakukan perbuatan itu lewat lisannya dengan
mengucapkan “saya akan melakukan ini” apakah itu sudah dikatakan niat,? Belum
tentu lisan sudah membenarkan niat kita. Pada hakekatnya lisan itu tidak sesuai
dengan hati. Hal itu tidak menjadikan sebagai niat. Karena belum tentu lisannya
berkata untuk melakukan niat tapi tidak dari hatinya untuk berniat. Sudah
mutlak bahwasanya yang namanya niat tempatnya di hati bukan di lisan.
Perbuatan
jika diakatan sah dan diteriama itu apabila niat kita sejak awal sudah benar
dan di benarkan dalam hati. Jika niat kita baik maka dinilai dengan kebaikan
dan sebaliknya. Bahwasanya niat merupaka sentral dari pada perbutan. Tetapi
subtansi dari pada niat itu harus bersmaan dengan awal melaksankan amal ibadah
atau perbuatan tersebut dan harus mengawali perbuatan tersebut. Dan niat bisa
membedakan amal ibadah dan tradisi.
Banyak
kita ketahui didalam Al- qur’an dan Al-hadist menjelaskan bagaimana niat
melakukan perbutan yang sah dan di terima itu. “sesungguhnya perbuatan itu
harus didahului dengan niat” kata hadis rasul. Menurut imam syafi’i bahwasanya
segala perbuatan dan pekerjaan kalau tidak denga niat maka perbuatan tersebut tidak sah dan
dianggap gagal. Dan menurut imam hanafi bahwasanya segala perbuatan dan pekerjaan kalau tidak dengan niat, maka
perbuatan terebut sah tapi tidak sempurna. Oleh karena itu niat sangatlah
penting dan sangat bermaksud sekali. Islam pun mengajarkan kita untuk
berniat sebelum melakukan perbuatan.
Didalam
itu niat bayak keutamaanya baik dari segi tujuan dan hasilnya. Amal yang
paling utama adalah melaksanakan kewajiban dari Allah SWT, bersikap tegas dan
mengerti terhadap yang diperintah ataukah yang dilarang oleh syariat islam, dan
meluruskan niat untuk mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.
Imam Nawawi
dalam Tahdziibul Asmaa' menceritakan, suatu hari Abu Ishaq asy-Syairaaziy
memasuki masjid untuk makan seperti biasanya. Ia beranjak pergi dan uangnya
tertingal satu dinar di sana. Di tengah jalan barulah ia ingat, dan ia pun
kembali dan mendapati uang satu dinar. Tetapi, kemudian ia meninggalkannya dan
tidak menyentuhnya sambil berkata, "Jangan-jangan ini dinar orang lain,
dan bukan dinarku." Ini adalah salah satu contoh sikap wara dari seorang
ulama yang bernama Abu Ishaq Syairaaziy. Beliau sangat hati-hati dan takut
terhadap larangan Allah. Meskipun secara logika uang satu dinar yang dilihatnya
itu bisa dipastikan miliknya, tetapi dalam hatinya beliau memilih berhati-hati
dan berjaga-jaga dari maksiat, sehingga beliau memilih tidak mengambilnya. Oleh
karen itu niat sangatlah penting da sangatlah utama dalam melakuaka amal atau
perbuatan apa yang diingikan.
KETABAHAN
DALAM SEGALA TINGKAH
Ketabahan
itu merupakan satu faktor yang perlu sekali dalam prosedur kita mewujudkan
hasrat untuk mencapai keyakinan. Sedangkan dasar dari ketabahan itu kita ialah
kemauan yang kita miliki itu. Dan ketabahan itu akan timbul dengan sendirinya
dan ketabahan seseorag itu tidak bisa dipaksakan kecuali dengan kesadaran
masing-masing individualisme. Setiap individual sifat yang seperti itu pasti
sudah tertanam sejak dalam kandungan, yang mana stiap insan itu pada hakekatnya
dalam keadaan fitrah (potensi dasar). Potensi dasar ini tidak dikhususkan Cuma
potensi keimanan saja melainkan segala aspek. Sesuai dengan hadist:
حدثنا آدم حدثنا ابن أبي ذئب عن الوهري عن أبي سلمة بن
عبد الرحمن
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال النبي صلى الله عليه و سلم كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه
أو ينصراه أو يمجسانه كمثل البهيمة تنتج البهيمة هل ترى فيها جدعاء
“Telah menceritakan pada kami adam telah
menceritakan pada kami Ibnu Abi Dzi;b dari al-Wahri dari Abi Salamah b. Abdul
Rahman dari Abu Hurairah ra berkata: Bersabda Nabi Saw setiap bayi yang dilahir
dalam keadaan suci maka orang tuanyalah yang mempengaruhinya menjadi Yahudi,
Nasrani atau Majusi sebagaimana ia tumbuh dan berkembang sampai jadi
kakek-kakek.”
Kekuatan
kemauan dan hasrat itu, apabila dipadukan dengan ketat, akan merupakan satu
pasangan faktor yang tidak terkalahkan. orang-orang yang sempat mengumpulkan
harta dalam jumblah yang besar sering terkena dengan sikap mereka yang berdarah
dingin, bahkan kadang-kadang cenderung diklem dan peamandangan orang-orang
sebagai kasar. Seringkali orang memang salah tangkap terhadap diri mereka. Yang
mereka miliki adalah daya kemauan yang keras, yang mereka campur aduakan dengan
daya tahan yang penuh ketabahan. Dengan menempatkan hasrat mereka itu sebagai
latar belakang penunjang keyakinan mereka, maka mereka bisa memperoleh sasaran
tujuan mereka itu. Dengan adanya ketabahan yang disndingi denngan hasrat kita
mengetahui hikamah suatu permasalahan.
Sebagian
besar orang siap untuk melemparkan jauh-jauh sasaran dan tujuan mereka apabila
melihat gejala-gejala timbulnya tantangan atau kegagalan dalam usaha mereka.
Mereka segera menyerah terhadap keadaan. Hanya beberapa orang saja yang maju
terus meskipun dapat tantangan yang hebat, sampai akhirnya mereka memperoleh
tujuan mereka itu. Dan realiatanya pada zaman sekarang banyak orang yang
mempunyai masalah yang cukup serius dan memmbawa dirinya kedalam pegaulan yang
bebas karena mereka tidak mempunyai sifat atau naluri yang tabah.
Apabila
anda merasa diri anda lagi agak dingin atau kurang bergairah, maka yakinlah
bahwa anda masih belum memiliki” kesadaran yang mendalam” ke arah usaha
mencarti sesuatu yang anda pingin capai baik beupa materi ataupun yang lainnya
yang bisa mendukung kebutuhan hidup anda selagi anda membuthkan. Pada
hakekatnya ketabahan itu suatu hal yang dipadukan antara hasrat dan kesadaran
individualisme untuk menciptakan suatu yang harmonis.
Mungkin
tidak merasakan apa yang kita miliki pada saat ini untuk memunculkan rasa tabah
kita dan kesadaran kita, dan kita tidak menyadari hal yang seperti itu.
Ketabahan meruapakn suatu hal yang
membuat kita termotivasi dengan adanaya suatu masalah yang terjadi pada diri
kita dan diri orang yang berada disekitar kita. Dengan ketabahan yang dimiliki
setiap insan pasti itu digunakan untuk tujuan hidupnya, karena apa tujuanhidup
manusia itu pasti setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari dan
seterusnya pasti akan berubah sesuai dengan kondisi hal itu akan mempengaruhi
bagaiman ketabahan itu dikendalikan dan dikeluarkan dalam diri manusia.
Mengingat
adanya zaman globalisasi yang cukup panas dan mengempar rasa ketabahan itu
tidak akan muncul sewaktu kita mempunyai suatu masalah. Zaman pun berpengaruh
juga terhadap tingkah laku dan sifat-sifat kita, yang awalanya kita tidak
mengetahui dengan adanya pergaulan yang tidak baik kita bisa mengetahui.
Jangankan suatu kesadaran kita dan ketabahan kita. Hukum yang menjadi peraturan
dan menjadi landasan peraturan pun berubah sesuia dengan berlakunya zaman. Oleh
karena itu zaman sekarang sudah dianggap seperti zaman edan yang mana
orang-orangnya ikut edan juga. Jangan sampai perubahan kita akan terbawa oleh
zaman yang mana kita tidak mempunyai rasa ketabahan yang melekat dalam diri
kita. Perubahan zaman dampaknya sangat menggejolak kalau kita sadari dan kita
pikir secara akal sehat (rasional)
Pada
dasarnya ketabahan dan kesadaran itu
sangat penting sekali didalam kehidupan priabadi atau kehidupan sosial
oleh karena itu ketabahan dan kesadaran sangat penting sekali dan sangat
beperan sekali dalam diri manusia..Mungkin kita
menyempelehkan dengan adanya sifat itu kata tiadak sadar dan tidak
menganggapnya ada sesuai dengan apa yang menjadi sifat kita yang terbawa sejak
lahir.
Dalam
al-qur’an dan al-hadits sudah di jelaskan masalah ketabahan mungkin kita
sebagai makhluk individu tidak merasakan adanya itu, ketabahan itu pada
dasarnya sangat penting sekali dan sangat berharga sekali dalam mata
masayarakat dan mata agama.
“apakah anda memliki “ keasadaran untuk mendapatkan
sesuatu yang anda inginkan” ataukah kesadaran itu untuk kemelartan atuapun
kemiskinan.
Langganan:
Postingan (Atom)