Selasa, 17 November 2015

KEUTAMAAN NIAT DALAM SEGALA AMAL PERBUATAN.
Banyak realita pada zaman sekarang di masyarakat umum dari kalangan tua, remaja, dan muda mengerjakan segala perbuatan baik amal perbuatan yang beruapa perintah dan perbuatan yang berupa larangan. Demi massa yang berubah dan lambat tahun banyak pula kejadiaan-kejadian yang luarbiasa smpai dengan kejadian yang luarbinasa yang sudah kita alami dan kita ketahui.
Di dalam melakukan suatu perbuatan pasti mempunyai tujuan baik tujuan yang positif ataukah negatf, tidak jauh lagi bahwasanya perbuatan-perbuatan tersebut pasti di dahului dengan sebuah niat yang menjadi ucapan bagi pelaku.
Niat sangatlah menentukan apakah perbuatan yang dilakukan itu sah atau sebaliknya, dengan niat ini kita tahu sebenarnya perbuatan yang kita lakukan itu di ridhoi apa tidak. Dengan kata lain diterima apa tidak.  Niat merupakn inti dari pada segala perbuatan yang kiat lakukan. banyak sekali kita berniat melakukan perbuatan-perbuatan yang kita inginkan. Kita sadari apakah niat kita melakukan perbuatan itu sudah sah apa belum.
Orang sekarang banyak berniat melakukan perbuatan itu lewat lisannya dengan mengucapkan “saya akan melakukan ini” apakah itu sudah dikatakan niat,? Belum tentu lisan sudah membenarkan niat kita. Pada hakekatnya lisan itu tidak sesuai dengan hati. Hal itu tidak menjadikan sebagai niat. Karena belum tentu lisannya berkata untuk melakukan niat tapi tidak dari hatinya untuk berniat. Sudah mutlak bahwasanya yang namanya niat tempatnya di hati bukan di lisan.  
Perbuatan jika diakatan sah dan diteriama itu apabila niat kita sejak awal sudah benar dan di benarkan dalam hati. Jika niat kita baik maka dinilai dengan kebaikan dan sebaliknya. Bahwasanya niat merupaka sentral dari pada perbutan. Tetapi subtansi dari pada niat itu harus bersmaan dengan awal melaksankan amal ibadah atau perbuatan tersebut dan harus mengawali perbuatan tersebut. Dan niat bisa membedakan amal ibadah dan tradisi.
Banyak kita ketahui didalam Al- qur’an dan Al-hadist menjelaskan bagaimana niat melakukan perbutan yang sah dan di terima itu. “sesungguhnya perbuatan itu harus didahului dengan niat” kata hadis rasul. Menurut imam syafi’i bahwasanya segala perbuatan dan pekerjaan kalau tidak denga  niat maka perbuatan tersebut tidak sah dan dianggap gagal. Dan menurut imam hanafi bahwasanya segala perbuatan dan  pekerjaan kalau tidak dengan niat, maka perbuatan terebut sah tapi tidak sempurna. Oleh karena itu niat sangatlah penting dan sangat bermaksud sekali. Islam pun mengajarkan kita untuk berniat sebelum melakukan perbuatan.
Didalam itu niat bayak keutamaanya baik dari segi tujuan dan hasilnya. Amal yang paling utama adalah melaksanakan kewajiban dari Allah SWT, bersikap tegas dan mengerti terhadap yang diperintah ataukah yang dilarang oleh syariat islam, dan meluruskan niat untuk mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.
Imam Nawawi dalam Tahdziibul Asmaa' menceritakan, suatu hari Abu Ishaq asy-Syairaaziy memasuki masjid untuk makan seperti biasanya. Ia beranjak pergi dan uangnya tertingal satu dinar di sana. Di tengah jalan barulah ia ingat, dan ia pun kembali dan mendapati uang satu dinar. Tetapi, kemudian ia meninggalkannya dan tidak menyentuhnya sambil berkata, "Jangan-jangan ini dinar orang lain, dan bukan dinarku." Ini adalah salah satu contoh sikap wara dari seorang ulama yang bernama Abu Ishaq Syairaaziy. Beliau sangat hati-hati dan takut terhadap larangan Allah. Meskipun secara logika uang satu dinar yang dilihatnya itu bisa dipastikan miliknya, tetapi dalam hatinya beliau memilih berhati-hati dan berjaga-jaga dari maksiat, sehingga beliau memilih tidak mengambilnya. Oleh karen itu niat sangatlah penting da sangatlah utama dalam melakuaka amal atau perbuatan apa yang diingikan.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar