KEUTAMAAN
NIAT DALAM SEGALA AMAL PERBUATAN.
Banyak
realita pada zaman sekarang di masyarakat umum dari kalangan tua, remaja, dan
muda mengerjakan segala perbuatan baik amal perbuatan yang beruapa perintah dan
perbuatan yang berupa larangan. Demi massa yang berubah dan lambat tahun banyak
pula kejadiaan-kejadian yang luarbiasa smpai dengan kejadian yang luarbinasa
yang sudah kita alami dan kita ketahui.
Di
dalam melakukan suatu perbuatan pasti mempunyai tujuan baik tujuan yang positif
ataukah negatf, tidak jauh lagi bahwasanya perbuatan-perbuatan tersebut pasti
di dahului dengan sebuah niat yang menjadi ucapan bagi pelaku.
Niat
sangatlah menentukan apakah perbuatan yang dilakukan itu sah atau sebaliknya,
dengan niat ini kita tahu sebenarnya perbuatan yang kita lakukan itu di ridhoi
apa tidak. Dengan kata lain diterima apa tidak.
Niat merupakn inti dari pada segala perbuatan yang kiat lakukan. banyak
sekali kita berniat melakukan perbuatan-perbuatan yang kita inginkan. Kita
sadari apakah niat kita melakukan perbuatan itu sudah sah apa belum.
Orang
sekarang banyak berniat melakukan perbuatan itu lewat lisannya dengan
mengucapkan “saya akan melakukan ini” apakah itu sudah dikatakan niat,? Belum
tentu lisan sudah membenarkan niat kita. Pada hakekatnya lisan itu tidak sesuai
dengan hati. Hal itu tidak menjadikan sebagai niat. Karena belum tentu lisannya
berkata untuk melakukan niat tapi tidak dari hatinya untuk berniat. Sudah
mutlak bahwasanya yang namanya niat tempatnya di hati bukan di lisan.
Perbuatan
jika diakatan sah dan diteriama itu apabila niat kita sejak awal sudah benar
dan di benarkan dalam hati. Jika niat kita baik maka dinilai dengan kebaikan
dan sebaliknya. Bahwasanya niat merupaka sentral dari pada perbutan. Tetapi
subtansi dari pada niat itu harus bersmaan dengan awal melaksankan amal ibadah
atau perbuatan tersebut dan harus mengawali perbuatan tersebut. Dan niat bisa
membedakan amal ibadah dan tradisi.
Banyak
kita ketahui didalam Al- qur’an dan Al-hadist menjelaskan bagaimana niat
melakukan perbutan yang sah dan di terima itu. “sesungguhnya perbuatan itu
harus didahului dengan niat” kata hadis rasul. Menurut imam syafi’i bahwasanya
segala perbuatan dan pekerjaan kalau tidak denga niat maka perbuatan tersebut tidak sah dan
dianggap gagal. Dan menurut imam hanafi bahwasanya segala perbuatan dan pekerjaan kalau tidak dengan niat, maka
perbuatan terebut sah tapi tidak sempurna. Oleh karena itu niat sangatlah
penting dan sangat bermaksud sekali. Islam pun mengajarkan kita untuk
berniat sebelum melakukan perbuatan.
Didalam
itu niat bayak keutamaanya baik dari segi tujuan dan hasilnya. Amal yang
paling utama adalah melaksanakan kewajiban dari Allah SWT, bersikap tegas dan
mengerti terhadap yang diperintah ataukah yang dilarang oleh syariat islam, dan
meluruskan niat untuk mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.
Imam Nawawi
dalam Tahdziibul Asmaa' menceritakan, suatu hari Abu Ishaq asy-Syairaaziy
memasuki masjid untuk makan seperti biasanya. Ia beranjak pergi dan uangnya
tertingal satu dinar di sana. Di tengah jalan barulah ia ingat, dan ia pun
kembali dan mendapati uang satu dinar. Tetapi, kemudian ia meninggalkannya dan
tidak menyentuhnya sambil berkata, "Jangan-jangan ini dinar orang lain,
dan bukan dinarku." Ini adalah salah satu contoh sikap wara dari seorang
ulama yang bernama Abu Ishaq Syairaaziy. Beliau sangat hati-hati dan takut
terhadap larangan Allah. Meskipun secara logika uang satu dinar yang dilihatnya
itu bisa dipastikan miliknya, tetapi dalam hatinya beliau memilih berhati-hati
dan berjaga-jaga dari maksiat, sehingga beliau memilih tidak mengambilnya. Oleh
karen itu niat sangatlah penting da sangatlah utama dalam melakuaka amal atau
perbuatan apa yang diingikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar